Mengenai Saya

Foto saya
拝啓... silahkan panggil nur, nurul, amel, lia, amalia i'm ok with those nickname sy mahasiswa dengan jilbab panjang hingga pinggang motto hidup... "kejar impian dan impian tertinggi adalah Allah" monggo dibaca ya blognya. syukran...

Selasa, 14 Agustus 2012

GO SNMPTN


Mm… SNMPTN. Untuk tahun 2013 mendatang, beredar isu bahwa SNMPTN akan dihapuskan. Benar atau tidak, yang pasti sekarang adalah bagaimana kamu bisa belajar dengan baik untuk mempersiapkannya. Toh kalaupun nanti SNMPTN benar tidak dilaksanakan, bukankah ujian mandiri siap menggantikannya?

Sebelum memaparkan tips menghadapi SNMPTN, kita tinjau dulu bagaimana cara belajarmu.
      1.   Orang yang suka SKS (Sistem Kebut Semalam)
      Model kayak begini, dijamin bikin stress. Masalahnya, kamu tidak mungkin menyelesaikan     berjilid-jilid  buku dalam satu-dua malam saja menjelang SNMPTN nanti. Ikut dimimpikan pun tidak akan bisa selesai. Yang ada kamu malah sakit kepala atau tidak fit besoknya.
Melihat sisi lain selain SNMPTN, setiap kamu SKS, pernah tidak memikirkan berapa lama pelajaran itu bertahan di kepala kalian? Tiga hari? Dua hari? Sehari? Atau bertahan cuma sampai setelah ujian saja?
Aduh… model belajar seperti itu sudah tidak jaman. Orang-orang yang belajar seperti itu seakan tertulis jelas di dahinya, “saya cuma butuh nilai”. Mereka tidak peduli, dan tidak bisa menikmati proses belajarnya. Tidak bisa melihat bagaimana indahnya ilmu pengetahuan.
2    2.   Orang yang menghafal “semuanya”
      Nah, kenapa kata semuanya saya beri tanda petik? Karena orang ini menghafalkan semuanya bahkan hal yang tidak perlu dihafalkan. Ada beberapa hal yang sebaiknya tidak dihafalkan, tapi dipahami atau dimengerti. Contohnya saja rumus fisika. Tentu semua orang bisa menghafalkannya. Tapi ketika kita menghafal, tak berapa lama pasti akan hilang. Rumus-rumus itu perlu dimengerti. Toh, dengan dimengerti konsepnya –yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari-, tanpa mengetahui rumus pun, kita bisa menyelesaikan.

Tentunya masih banyak cara belajar lainnya. Tapi, sejauh ini yang paling sering mencuat di permukaan, ya... kedua metode tadi.
Nah, kedua model belajar di atas, sangat-sangat tidak dianjurkan. Bertolak dari pengalaman mereka yang berhasil melalui SNMPTN dengan selamat, berikut tips mereka :
a.    Belajar pelan-pelan
Biar lambat asal selamat. Nah, bisa tidak kamu belajar pelan-pelan kalau SNMPTN sudah dekat?
Pastinya tidak karena materinya itu buaaanyaaaak… sekali. Mulai sekarang, kamu coba cicil belajarnya sedikit-sedikit. Jangan natni kelimpungan karena ketiban berjilid-jilid buku.
Dan ingat, jangan menghafal terus-terusan. Kalau kamu pake metode menghafal seperti di atas, yakin dan percaya, kalian akan lupa semuanya pas SNMPTN. Otakmu tidak dapat mempertahankan rumus dan beban otak kiri itu selama berbulan-bulan. Karena itu, “pahami!”
Mulai melist  apa saja bab yang ingin kalian pelajari lebih dulu dengan mempertimbangkan banyaknya materi tersebut naik di SNMPTN. Kamu bisa mendapatkannya di tempat bimbel atau search di internet. Jangan malas ke perpustakaan.
      b.       Cari cara belajarmu sendiri
Tips ini hanya pijakan dasar. Sebenarnya setiap orang punya cara belajar mereka sendiri. Saya betah 5 jam belajar di lantai. Ada teman yang bisanya belajar di meja belajar. Ada yang hanya bisa belajar sendiri, ada yang butuh kelompok belajar. Begitupun dengan suasana. Ada yang tidak tahan belajar di tempat gaduh, ada pula yang hanya bisa belajar bareng dan tertawa setiap saat. Carilah tempat-tempat yang sesuai dengan kalian. Kalo memang kalian orang yang perlu suasana hening untuk belajar, kuncilah diri di kamar atau ke perpustakaan.
      c.       Istirahat yang cukup
Banyak yang menyepelekan hal ini. Apapun model belajarmu, istirahat tetap sama. Entah berapa lama otakmu tahan mengahdapi soal-soal itu, tapi kalau kamu termasuk hobi belajar, tetap sempatkan istirahat setiap satu jam. Lakukan apapun yang terbebas dari buku. Entah itu hanya sekedar jalan keliling kamar, ngobrol dengan teman, nonton tv, atau apapun itu. Yang penting jangan kebablasan.
Juga, jangan suka begadang. Meskipun alasannya belajar, tetap jangan begadang. Kalau memang mau belajar dini hari, bagunlah pada jam 3. Sekalian shalat tahajjud. Itupun kamu harus tetap mengukur jam tidurmu. Kalau tidak cukup 6 jam -jam tidur ideal- kamu harus tidur di pagi hari atau siang hari. Ini terbukti lho. Saya dulu hobi begadang. Tapi sejak ulangan saya jeblok gara-gara sakit kepala kurang tidur, saya berhenti begadang. Sejak saat itu, saya merasa sudah memberikan hak otak dengan baik.
      d.       Fokus
Ya kamu harus fokus. Ada dua hal yang perlu fokusmu.
Pertama, kamu harus focus pas belajar. Tidak peduli belajar seharian penuh kalau tidak fokus. Buku depan mata tapi pikiran melayang kemana-mana. Juga, jauhkan alat komunikasi dari kalian sebisa mungkin seperti hp. Kenapa? Begini, andaikan kamu belajar fisika. Kalian setengah mati menganalisis soalnya. Tapi, ketika kalian sudah menadapatkan dasar menyelesaikan soal itu, tiba-tiba hpmu berdering. Dibaca deh. Asik balas SMS.  Pas kembali ke soal, mikir lagi kan?
Kedua, kamu harus focus sama tujuan kamu. Nah, tujuan terbagi lagi. Tujuan kamu pas SNMPTN nanti sama tujuan masa depanmu.
Tujuan SNMPTN itu adalah strategi. Mungkin lain waktu akan saya paparkan. Atau bisa cari dari sumber lain. Dan, tujuan masa depan itu adalah impian. Akan saya jelaskan di postingan lain (silahkan kunjungi blog ini terus ^.^).
      e.       Doa
Pastinya. Mungkin itu yang terbersit di pikiran kalian. Ya, banyak yang berpikir begitu. Tapi mereka juga pada akhirnya tetap mengandalkan diri sendiri. Padahal mereka tidak akan bisa apa-apa kalau Allah menutup pikiran mereka. Lagipula, seperti yang kita ketahui banyak sekali siswa pandai yang tidak lulus SNMPTN. Banyak faktor yang menyebabkan hal itu terjadi. Tapi semua faktor itu pasti berujung pada takdir. Dan siapa yang mengatur takdir manusia? Tentu saja Allah. Karena itu… doa itu panah yang tidak pernah meleset. Begini, pengabulan doa itu ada tiga. Pertama, Allah mengabulkannya. Kedua, Allah menundanya untuk pahalamu di akhirat. Ketiga Allah menggantinya dengan yang lebih  baik. Karena itu, berdoalah setiap saat. Terutama waktu-waktu mustajab (yang dianjurkan berdoa). 

          Tips terakhir yang saya bingung headingnya apa, akhirnya saya bikin perpoin saja ya
-          Setiap hari targetkanlah jumlah soal minimal yang  harus kamu selesaikan
-          Tuliskan universitas dan jurusan impian kamu dan tempel di tempat belajarmu
-          Tuliskan apa saja yang kamu lakukan untuk mencapai tujuan kamu itu, dan introspeksi apakah itu sudah cukup atau tidak.

LET'S GO SNMPTN

Revolusi Aku dan Fisika

Mendengar kata fisika, apa yang ada di benak kita?
Most student hate this subject. Dan dulu aku salah satu dari mereka.

Sejak SMP aku sangat membenci fisika. Alasannya cukup simpel, aku tidak tau bagaimana menggunakan rumus. Sementara rumus itu dasar dari pelajaran ini.
Setiap kali guru fisika masuk, aku pasti bermandikan keringat dingin. Aku takut... takut aku yang ditunjuk mengerjakan soal, atau takut ditanya dan tidak bisa menjawab. Kalau itu sampai terjadi, ahh... betapa malunya di depan teman-teman.
Setiap akan ulangan aku selalu menangis lebih dulu karena pikiran was-was remedial.
Saat itu aku merasa, fisika adalah beban berat dan musuh bebuyutanku.
***
Masuk SMA, aku kembali berhadapan dengannya. Malah, jauh lebih sulit.
Aku selalu remedial. Aku merasa, belajar berkali-kali pun, menghafalkan rumus sebanyak apapun, dibaca berulang kalipun, aku tetap tidak bisa!!! Aku mulai bertanya-tanya, apa pintar fisika itu bawaan sejak lahir?
“Kenapa harus ada pelajaran fisika di dunia ini???”
Itu teriakan hatiku kala itu. Dan aku yakin juga teriakan hati teman-temanku yang bernasib sama sepertiku. Nilai fisikaku selalu pas-pasan (yang berarti rendah). Aku mulia jenuh dengan penghias nilai tujuh di raporku itu. Akhirnya aku bertekad, jika aku tidak bisa menguasai fisika dalam tahun pertama SMA, aku berniat pindah ke kelas IPS saja.

Allah memilihkanku jalan. Dengan system sekolah, diputuskan angkatanku tidak punya satupun kelas IPS. Means… mau tidak mau aku harus masuk IPA.  Dan, aku harus mulai menerima keberadaan fisika di sisiku lagi.
Ketika Allah memilihkan jalan yang tidak sesuai keinginan,
percayalah Dia telah menyusun skenario yang lebih indah
***
Menginjak kelas tiga, aku terus terbayangi oleh pikiran tidak lulus UN karena fisikaku dibawah lima. Ah, tidak! Tidak! Aku harus lulus UN. Aku bisa bunuh diri jika tidak lulus. Aku tidak bisa membiarkan fisika membunuhku.
Akhirnya, buku fisika jadi teman sejatiku. Selalu kubawa kemana-mana. Belajar olahraga, aku pasti bawa buku fisika. Aku akan membaca teori dasarnya sambil menunggu giliranku praktik. Aku membuat daftar buku-buku fisika yang akan kupinjam di perpus dan kubaca di setiap waktu luang. Setiap malam aku meluangkan waktu mengerjakan soal-soal fisika.
Semakin kudalami… entah sejak kapan awalnya dan meskipun malu mengakui pada diri sendiri, tapi fisika ternyata sangat menyenangkan. Bahkan ketika UN, fisika jadi begitu mudah. Lebih mudah dari matematika. Nilai fisika di ijazah pun cukup tinggi.
Selama ada kemauan, pasti ada jalan
***
SNMPTN.
Bimbel menjamur dimana-mana. Aku pun mengikuti dua di antaranya. Meskipun capai, tapi aku berusaha bertahan. Ya, aku harus bersungguh-sungguh.
Tidak kusangka, fisika menarik perhatianku lebih dari pelajaran lain. Aku sangat tekun mempelajarinya. Kemampuan analisis soalku pun semakin baik. Dulu aku pikir,  kemampuan analisis itu memang bakat. Tapi toh ternyata bisa juga didapatkan dengan usaha keras.

Aku tidak pernah lagi mengkritik sifat fisika yang suka mengurusi hal-hal tidak penting.
Bukankah Newton dan beberapa penemu besar menjadi seorang pakar ilmu pengetahuan karena mereka memikirkan hal yang kebanyakan orang berpikir, “hal itu tidak perlu dipermasalahkan”?
Bahkan aku sangat menikmati mengerjakan soal-soalnya. Setiap melihat soal, aku selalu ingin mengerjakannya.  Dibandingkan pelajaran lain, aku meluangkan waktu lebih banyak mempelajari fisika.
Ketika SNMPTN berlangsung, di antara kemampuan IPA lain, aku mengerjakan fisika lebih banyak.  Dan ketika pengumumannya keluar, aku lulus di pilihan pertama. Bukankah itu berarti jawaban fisikaku kebanyakan benar?
 Bisa jadi kamu membenci sesuatu padahal itu baik bagimu
***
Aku tidak menyangka. Sesuatu yang sangat kubenci, malah menjadi salah satu cita-citaku. Aku ingin sekali menjadi tentor fisika. Membantu mereka yang jatuh karena fisika. Membantu mereka membuka hati untuk fisika. Dan membuka mata bahwa fisika tidak seburuk dan sesulit yang mereka pikirkan, asalkan mereka mau berusaha.
Orang sukses telah belajar menyukai hal yang tidak mereka sukai
Sudah terlalu banyak yang bilang fisika itu seram, menjengkelkan, dan lain-lain.
Bagaimana kalau menjadi sedikit yang mengatakan fisika itu indah, keren, atau menyenangkan? Percayalah, "fisika itu sangat bersahabat bagi mereka yang bersedia bersahabat dengannya."

-setelah direvisi dari blog A Notes-